
Dan di suatu ketika itu, semua yang kubutuhkan ternyata tidak ada. Yang ada adalah: beberapa orang di sampingku yang mengeluh entah tentang cuaca atau tentang mata kuliah yang ada, kelompok belajarku yang menyerahkan segala sesuatu termasuk tugas yang seolah-olah mengharuskan q untuk selalu mengaturnya, beberapa orang yang terus membuat forum lain ketika kelas berlangsung. Bahkan tak ada waktu untuk keluar meskipun hanya ke kamar mandi, dan pula tak ada es krim untuk mengompres suasana.
Di saat seperti itu, diriku yang mempunyai dualisme, berusaha ,melepaskan diri dan menjadi sosok yang biasa aku lakukan. Sekali lagi atau berulang kali lagi lebih tepatnya, diriku berkata ”Semua ini adalah sebuah konsekuensi logis atas semua kegiatan yang aku pilih, yaitu akan lebih banyak pula yang aku pikirkan”. Konsekuensi logis yang tak bisa dengan semena-mena aku ungkapkan, seperti menuntut, menggerutu, dan menyalahkan yang mana ternyata terkadang itu malah mempersulit diriku sendiri.
No comments:
Post a Comment