Saturday, January 2, 2010

Sebuah malam di tahun baru


Sebuah malam dimana banyak orang yang menganggapnya sebagai hari yang istimewa karena merupakan hari dimulainya sebuah kehidupan yang baru dan saat yang tepat untuk memulai memikirkan lagi serentetan planning kegiatan untuk ke depannya. Hari terakhir di tahun 2009 yang sebenarnya ingin kuhabiskan di sebuah puncak gunung (entah dimana tempatnya) terpaksa lagi-lagi harus ditunda. Hanya bisa mengharap agar tahun 2010 bisa membayar hutang yang belum terbayar ini.


Banyak kegiatan yang sedang berlangsung di UKM, mulai dari bakar jagung, bakar ikan, nonton film, bikin pisang bakar, hingga sebuah panggung band pun digelar untuk berpartisipasi dalam menikmati tahun baru. Sebuah kumpulan peristiwa yang ramai dan cukup meriah, yang sangat bertolak belakang dengan apa yang tengah kurasakan saat itu. Sebuah hiruk pikuk yang sama sekali tak menyentuh hatiku yang sedang mengeras. Sebuah keceriaan yang tak bisa sekalipun mengutik perasaanku yang dingin. Entah apa yang terjadi dengan senyum dan tawa yang biasa ada. Entah kemana kekuatan dan ketegaran yang selama ini dibangun.

Riuhnya suara kembang api di daerah Soekarno-Hatta cukup mencuri perhatianku menjelang pukul 00.00. Saat itu bisa kurasakan betapa indahnya sebuah “malam” yang banyak orang menganggap bahwa malam adalah suasana gelap dan dingin. Namun ketika malam berkolaborasi dengan cahaya, indahnya tak kalah dengan cerahnya ketika musim semi. Sesaat terlintas di pikiranku, begitu meriahnya keadaan malam tahun baru yang dihiasi macetnya jalan dan banyaknya kembang api, apakah makna dibalik semua keriuhan ini. Betapa sesungguhnya aku sangat ingin pergi ke sebuah tempat yang tenang dan ditemani oleh teman-teman yang memang ingin memaknai masa setahun yang telah terlewat, dan merencanakan masa-masa yang akan dilalui di tahun mendatang. Bercerita bersama, mengeluh bersama, berbangga bersama, marah bersama, tertawa bersama, atau bolehlah juga bila harus menangis…..bersama, disertai dengan percikan api kecil dan secangkir kopi sambil menikmati hembusan angin malam yang hangat.

Hmmm…waktu yang telah berlalu adalah proses untuk memaafkan diri sendiri atas kelalaian dan berterimakasih untuk usaha yang telah kita lakukan dalam proses pendewasaan diri. Waktu yang akan datang adalah saat dimana kita bisa menggambarkan apa yang ingin kita raih. Dan sekarang adalah proses bersyukur dengan cara berbuat sesuatu dengan sebaik-baiknya dan berarti bagi (setidaknya) bagi diri sendiri dan orang lain.

3 comments:

  1. pekat.dingin.misterius.betapapun malam selalu hadir, memberikan kegelapan.disanalah ada kesejatian hidup.hitam dan pekat.malam selalu memberikan sensasi yang aneh.

    ReplyDelete
  2. hmmm...^_^
    sebenarnya tak ada maksud untuk menganakemaskan malam, karena tiap detik sangatlah berharga. namun malam memberikanku proses belajar yang menyenangkan...

    terimakasih comentna

    ReplyDelete
  3. setiap detik memang begitu berharga, namun saja malam tetaplah malam yang istimewa.....
    disana semuanya terlihat samar, bahkan tak terlihat....bahkan katika air mata menetespun tidak akan terlihat jelas, dalam pekatnya malam aku bisa bersembunyi.....

    ReplyDelete